Tinggal di
Kekaisaran Ottoman pada akhir abad ke-19, Badiuzzaman Said Nursi terus
berjuang untuk memberi pencerahan pada masyarakat Turki. Ia bergerak di
atas dua pilar; sains dan agama.
Onislam.net melansir bahwa Badiuzzaman mulai menulis karyanya yang paling terkenal,
Risale i Nur,
di Barla. Kitab itu merupakan sebuah komentar komprehensif tentang
Alquran yang jumlahnya lebih dari enam ribu halaman. Beliau
menuliskannya dalam bahasa Arab dan membagikan kitab itu kepada
murid-muridnya.
Itu adalah saat ketika tulisan Arab secara resmi
digantikan oleh abjad Turki Latin. Namun, seluruh siswa negara sibuk
menduplikasi
Risale i Nur, memperkuat keyakinan agama mereka, dan menjaga Alquran tetap hidup.
Namun, perjuangan imam asal Kurdi ini tidak mudah. Berkali-kali ia menjadi sasaran fitnah penguasa, bahkan akan dihukum mati.
Hanya setahun setelah kembali ke Isparta pada tahun 1934, Imam Nursi
ditangkap bersama 120 pengikutnya. Di bawah pengawasan ketat,
Badiuzzaman dipindahkan dari satu lokasi pengasingan ke lokasi lain
selama 18 tahun.